Sabtu, 09 Juni 2012

tablig

Tabligh Tugas Seluruh Umat Islam (Sebuah Catatan)

oleh Fajar Harguna pada 10 Oktober 2009 pukul 11:47 ·
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” (Hakim, Tirmidzi – Durrul Mantsur)

Saat di SMA dahulu, saya masih teringat ketika dua orang teman dari aktivis dakwah dan pengurus Rohis SMA (kerohanian Islam) mengajak berdiskusi. Mereka mengatakan bahwa usaha pergerakan dakwah yang mereka lakukan adalah yang paling Lengkap dan Sempurna mencakup bidang-bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dll. Tidak seperti pergerakan lain yang hanya fokus pada bidang tertentu atau hanya kegiatan dakwah dan tabligh saja.

Pada dasarnya dari diskusi tersebut sahabat-sahabat saya berusaha ingin menyampaikan bahwa kegiatan berdakwah dan bertabligh yang saya ikuti tidaklah selengkap kegiatan yang telah mereka ikuti, karena kegiatan yang saya baru geluti tersebut tidak menyentuh masalah politik, tidak bicara sosial, juga tidak memikirkan pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah semacam SDIT, atau bimbingan belajar Islam yang saat itu era 90-an baru lahir.

Ya memang, di sekolah tersebut dari sekian pelajar baru saya yang ikut dalam usaha dakwah dan tabligh (yang ber-markaz di Masjid Jami’ Kebon Jeruk, Jl. Hayam Wuruk). Dalam pandangan teman-teman saya, kegiatan saya tersebut terlalu “konvensional” dan “tidak hikmah” karena dakwah-nya tidak mengenal tempat; kadang bicara kebesaran Allah di jalanan, di bis, di pasar atau di pertokoan. Tidak seperti dakwah tarbiyah, sebutan untuk aktifitas teman-teman saya tersebut, yang lebih “modern” dan “hikmah” dengan membuat kajian secara “sembunyi-sembunyi” di rumah-rumah dengan membentuk kelompok-kelompok pertemuan (liqo) sekitar 4 – 5 orang. Meskipun saat ini dakwah-nya pun sudah mulai semi-terbuka, dengan mendirikan partai politik.

Alhamdulillah, praktis saya ketika itu menjadi seperti orang yang cukup asing, aneh dan kuno. Namun demikian Saya tidak merasa kecil hati, dan tetap menghormati aktifitas teman-teman Saya tersebut. Bahkan Saya ikut dalam kajian teman-teman di rumah-rumah. Dan di awal pertemuan ketika itu membahas materi tauhid dan makrifatullah. Terkadang diselingi materi yang bagi saya seorang pemula cukup berat, yaitu Jihad Perang. Memang saat itu tengah hangat bergelora Jihad Afghan, Checnya dan Bosnia. Ayat yang dibahas ketika itu adalah surat Al Anfal ayat 39. Belakangan setelah Saya banyak membaca, belajar dan bertanya, ternyata penafsiran pembimbing saya (murobbi) mengenai Jihad Perang tadi adalah melenceng dari pemahaman para Sahabat r.a.hum dan salafush sholihin. Tapi bukan itu yang sebenarnya mau saya bahas disini .

Kembali ke diskusi antara Saya dengan teman-teman saya yang mulia tadi, bahwa tidak seharusnya kita merasa Bangga Diri atas kerja dakwah kita terlebih menjatuhkan saudara yang lainnya. Bagi Saya biarlah Allah swt yang melihat dan menilai hasil kerja dakwah kita. Kalaulah dakwah teman-teman saya tadi sempurna, Saya pun turut bersyukur artinya mereka telah sama dakwahnya seperti Rasulullah dan para Sahabat; yaitu telah banyak korban harta, jiwa dan waktu mereka untuk agama. Tinggalkan kesenangan-kesenangan mereka dengan keluarga mereka untuk dakwah. Alhamdulillah. Dan Saya patut mengikuti jejak langkah mereka.

Allah swt juga telah banyak memilih dari hamba-hambanya yang ikhlas di seluruh jagad ini untuk menjadi Da’I – Da’I sebagai penerus kerja nabi dan menjadi asbab perantaraan Hidayah. Berapa juta orang yang sebelumnya telah berada di bibir jurang neraka kemudian bertobat. Bagaimana kita lihat alm. Gito Rollies yang mendapat hidayah asbab jamaah yang bergerak di perumahannya. Bagaimana kita lihat Anton Bahrul Alam, seorang pejabat Polri yang kini aktif dalam tabligh sehingga wajah Polda di wilayahnya berubah Islami. Bagaimana kita lihat setiap tahun pertemuan Da’i di Tongi Bangladesh hadir seluruh dunia sebanyak 3 juta orang (sebuah angka yang signifikan sebagaimana jumlah haji yang 3,5 juta orang). Bagaimana kita lihat telah lahir “Madinah-Madinah” di berbagai Negara di Eropa, Asia, India, termasuk di Indonesia (kalau sempat mampir ke Temboro atau Masamba misalnya). Dan banyak sekali kemajuan yang tidak sepantasnya saya sebutkan disini karena dengan demikian saya sama saja dengan teman2 saya tadi yang “gembar-gembor”

Karakter dakwah nabi bukanlah gembar-gembor tetapi senyap-senyap bagai rayap, bukan dengan retorika-tulisan tapi dengan gerak, bukan dengan “maal-harta” tapi “amal”, Untuk itu bilamana mendapat cacian, fitnah dan intimidasi, maka itu justru membahagiakan para pekerja dakwah. Karena telah mendapat satu Sunnah Para Nabi. Sebenarnya tidak perlu klarifikasi dan penjelasan atas cacian dan fitnah. Keep Istiqomah in the work of Da’wah.

Mari kita saling melengkapi dan berlomba dalam kebaikan. Lebih baik kita risau, berfikir atas tanggung jawab yang telah diwariskan kepada kita yaitu kerja Dakwah. Seharusnya kerja Dakwah dan Tabligh adalah kerja seluruh umat islam, bukan saja kerjanya orang Masjid Jami’ Kebon Jeruk, bukan kerjanya orang-orang yang biasa dipanggil masyarakat dengan “jamaah tabligh”, bukan. Kerja “jaulah” untuk keliling door to door, itu adalah kerja kita umat Islam, karena itu kerjanya Nabi kita. Kerja “ta’lim rumah” dan “ta’lim masjid” itu adalah kerja kita umat Islam karena itulah warisan Nabi. Bisa dibayangkan kalau nabi tidak dakwah dan mengirim rombongan-rombongan Sahabat untuk dakwah maka Na’udzubillah mungkin kita masih menganut agama nenek moyang kita. Seluruh umat Islam punya tanggung jawab yang sama :

1. tanggung jawab diri sendiri. (At Tahrim : ayat 6)
2. tanggung jawab keluarga (At Tahrim : 6)
3. tanggung jawab kaum kerabat dan sahabat dekat (Asyu’ara : 214)
4. tanggung jawab sesama muslim di daerah lain (Al An’aam : 92)
5. tanggung jawab seluruh manusia. (Ali Imron : 110)

Saya teringat pesan dari Al Ustadz Al Hafizh Sofyan Nur, Lc, seorang hafiz Qur’an yang dahulu mengajar di salah satu lembaga pendidikan yang dikelola oleh teman-teman “tarbiyah” dan kini aktif dalam kerja dakwah tabligh serta mendirikan lembaga pendidikan Islam di Malang Jawa Timur, yang mafhumnya :

“akhi, berlomba-lombalah dalam kebaikan dan taqwa, meski antum hanya sebatas mengingatkan saya memperbaiki sorban saya ini”

Nasehat ini saya dapat ketika kami baru turun dari gerbong kereta api sangat sederhana yaitu "Gaya Baru Selatan" di Stasiun Pasar Turi Surabaya, dari perjalanan dakwah setelah menghadiri ijtima di Ancol tahun 1995 (kalau tidak salah), dimana sorban Ustadz terlepas salah satu ujungnya kemudian Saya menghampiri dan meminta untuk memperbaikinya. Rindu dengan ustadz Sofyan Nur. Dahulu nama beliau begitu popular dan harum di kalangan pelajar mahasiswa karena bacaan Quran-nya. Hampir semua memiliki kaset murottal-nya, termasuk saya meski hanya juz’amma. Mungkin karena beliau kini telah aktif dalam bertablgh sehingga tidak mau “popular” lagi dimata manusia. Yah, sebuah pilihan yang tepat, karena lebih baik kita “Terkenal Di Langit” daripada hanya “Terkenal Di Bumi”. Loh kok jadi curhat sendiri nih…afwan yah.

Demikian atas segala khilaf dan perkataan yang menyinggung saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Fajar Harguna
Datang dari Mekkah, Madinah, Amerika, Australia, Inggris, China, Indonesia, dan seluruh dunia....

7 komentar:

  1. minta rekaman kaset sofyan nur nya dunk...saya mau beli ga tau dmn...

    BalasHapus
  2. Saya Juga, ada MP3 Sofyan Nur, saya butuh sekali, karna hafalan saya kebanyakan lagu2 beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tukeran murottal yuk..
      ana punya ust sofyan nur yang juz 30

      Hapus
    2. tukeran dang apa mas, apa bisa saya pesen utuk di convert ke mp3, tidak apa2 saya bayar.

      Hapus
  3. Semoga Alloh panjangkan usia beliau dan istiqomahkan kita semua dalam dakwah...
    Aamiin...

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, senang berjumpa dg beliaunya.Ketika beliau dan Ustad safri silaturahim ke Blitar. Dalam suasana santai beliau memperkenalkan olah raga memanah dan berkuda dan juga merencanakan dan mengarahkan membuat arena memanah dan berkuda.Smg perjuangan beliau menjadi Asbab tersebarnya hidayah keseluruh dunia.

    BalasHapus
  5. Yang memiliki Murottal Ust.Sofyan Nur Juz 8 dan Juz Amma edisi lama.kalau berkenan saya ingin memilikinya. ini wa saya 08174745991. Jazaakumullah

    BalasHapus